Kesra Pemkab Lingga Butuh Penyuluh Agama Tempatan

    spot_img

    Baca juga

    Jadi Tersangka, Pj Walikota Tanjungpinang, Terancam Hukuman 8 Tahun Penjara

    BINTAN, POSMETRO: Ditetapkannya Penjabat Walikota Tanjungpinang, Hasan, sebagai tersangka,...

    KONI Kepri Siapkan Atletnya Menuju PON Aceh-Sumut

    KEPRI, POSMETRO: Pelaksanaan PON Aceh-Sumut akan dilangsungkan dari 8-20...

    3 Buaya Terpantau Tim Gabungan Saat Penyisiran Sungai

    BATAM, POSMETRO.CO : Tim gabungan Polri, TNI, Balai Konservasi...

    Selama Mudik Lebaran, Bandara Internasional Batam Layani 1.741 Penerbangan

    BATAM, POSMETRO.CO : PT Bandara Internasional Batam (BIB) mencatat...

    Progres Rempang Eco-City, BP Batam: Listrik dan Air Sudah Mulai Masuk

    BATAM, POSMETRO: Progres pengerjaan bangunan empat rumah contoh untuk...
    spot_img

    Share

    Kabag Kesra Pemkab Lingga, H. Jaya Atmajaria. (Posmetro.co/mrs)

    LINGGA, POSMETRO.CO: Terkait permasalahan penyuluh agama dan mushola di Perkampungan Suku Komunitas Adat Terpencil (KAT) Dusun Kojong, Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Sekretariat Bupati Lingga  H. Jaya Atmajaria mengatakan, pihaknya masih kekurangan penyuluh agama.

    “Kalau penyuluh agama kami keterbatasan personil. Kebutuhan penyuluh agama Islam itu tidak saja di Kojong tapi di Pulau Buluh Desa Penaah, Kecamatan Senayang,” terang Jaya Atmajaria, Senin (4/11).

    Ia berharap, penyuluh agama itu berasal dari Kabupaten Lingga tidak dari luar Lingga. Sebab pernah terjadi, mereka merekrut penyuluh agama dari luar Lingga dan ditempatkan di Pulau Pekajang, Kecamatan Lingga, tenaga penyuluh tidak betah dan berhenti.

    “Makanya kita butuh tenaga penyuluh itu dari Lingga lebih baik lagi dari Senayang. Sebab mereka tahu kondisi tempat dan situasi Kojong dan Pulau Buluh itu, dan mereka tidak berfikir kemana-mana lagi,” ujar Jaya.

    Dia juga mengaku, tahun 2019 dirinya juga sudah meminta Camat Senayang untuk mencari tenaga penyuluh asal Senayang untuk ditempatkan di Kojong dan Pulau Buluh, namun sampai sekarang belum ada.

    “Sekarang personil penyuluh agama memang kurang. Harapan besar kami anak-anak tempatan mengisi. Kalau tenaga dari luar mereka akan merasa tidak betah dan nyaman dengan situasi dan kondisi Lingga yang terdiri dari banyak pulau,” jelasnya.

    Kalau mushola, sambung Jaya lagi, itu sifatnya pembangunan fisik, ia menyarankan pada kepala desa setempat untuk menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrendes) lalu diajukan ke Kesra. Kesra akan melanjutkan ke instansi terkait.

    “Tahun 2019 kita minta pihak desa mengajukan melalui Musrendes untuk pembangunan mushola, namanya pembangunan sifatnya fisik. Hasil Musrendes ajukan ke Kesra kami akan tindak lanjuti ke dinas yang membidangi pembangunan fisik. Mudah-mudahan tahun 2020 dapat terealisasi,” tukasnya meminta.(mrs)