KARIMUN, POSMETRO.CO: Bupati Karimun, H Aunur Rafiq menyatakan nasib Pelabuhan Malarko, yang terletak di Desa Pongkar, Kabupaten Karimun hingga kini, masih belum jelas endingnya.
Proyek pembangunan pelabuhan Malarko termasuk salah satu mega proyek di Karimun yang sempat dinilai menghamburkan APBN secara berkelanjutan ini di kabarkan telah menghabiskan Rp 263 miliar lebih.
Sejak awal pembangunannya tahun 2008 hingga sekarang, pelabuhan bongkar muat itu tak juga kujung usai pengerjaannya.
Untuk pengerjaan fasilitas fisik pelabuhan itu dari Tahun Anggaran (TA) 2008, 2010, 2011 dan 2012, belum termasuk dana APBN yang dikucurkan tahun 2009, sebesar Rp 128.788.325.000.
Terkait nasib Pelabuhan Malarko ini, Rafiq pun memastikan Kamis (31/10) akan mendatangi Kementerian Perhubungan.
“Saya akan ke Kementerian perhubungan, Kita minta ketegaskan karena sudah Rp263 m investasi yang terserap, namun belum selesai. Kita minta kejelasan Apa tindak lanjut penyelesaian. Dilanjutkan atau tidak,” ucap Rafiq.
Ditegaskanya pembangunan pelabuhan Malarko sangat penting dirasakan sebagai pelabuhan bongkar muat dan kontainer, untuk itu pemerintah sangat ingin meminta kejelasannya.
“Karimun membutuhkan pelabuhan bongkar muat, apalagi pelabuhan kontainer, sebagai pengembangan sentra ekonomi baru. Untuk itu kita mempertanyakan itu,” tegas Rafiq.
Bukan hanya menghabiskan APBN dengan nilai Rp 263 miliar, namun juga sudah menghabiskan APBD Karimun terkait pengerjaan fasilatas pendukung seperti jalan dan lainnya.(ria)