Target Tercapai, Pemberian Obat Kaki Gajah Dihentikan

    spot_img

    Baca juga

    SD Yos Sudarso III Diserang, Guru dan Kepsek Dikeroyok

    BATAM, POSMETRO: Sekolah Dasar Swasta Yos Sudarso III di...

    Triwulan I 2024, Jumlah Penumpang Kapal Pelabuhan Batam Capai 2 Juta Orang

    BATAM, POSMETRO: Sepanjang Triwulan I 2024, Badan Usaha Pelabuhan...

    PWI Kepri Terima Kunjungan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Kepri

    >>>Kampanyekan Program Merdeka Belajar TANJUNGPINANG, POSMETRO.CO : Persatuan Wartawan Indonesia...

    Peran Strategis Pabrik Baru, Batam Memperkuat Posisi sebagai Pusat Industri

    BATAM, POSMETRO.CO : Batam terus berkembang sebagai pusat pertumbuhan...

    Persiapan Muhammad Rudi Menuju Pilkada 2024  

    >>>Komunikasi dengan Partai Politik Kepri  BATAM, POSMETRO.CO : Setelah menyatakan...
    spot_img

    Share

    Obat kaki gajah. (Posmetro.co/ ilustrasi jpnn)

    BATAM, POSMETRO.CO: Selama 5 tahun mencapai target realisasi 65 persen, tahun depan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam bakal menghentikan program pemberian obat kaki gajah atau filariasis.

    “Karena sudah 65 persen pencapaian pemberian obat kami hentikan. Tahun depan masyarakat sudah tidak minum lagi,” jelas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi, Jumat (18/10).

    Pencapaian target tidak lepas dari sokongan dari semua pihak termasuk Puskesmas setempat. Sehingga target terpenuhi sesuai dengan visi misi pusat, Indonesia bebas dari penyakit kaki gajah.

    “Alhamdulillah, tahun ini terakhir pemberian obat filariasis. Sebenarnya tahun lalu seharusnya sudah berhenti namun karena tak capai target jadi diperpanjang tahun ini,” ulas Didi.

    Tahun ini pemberian obat sudah berjalan awal Oktober ini. Didi menargetkan 792.570 sasaran untuk diberikan obat tahun ini, dengan rentan usia 0-70 tahun. Untuk itu pihaknya menyiapkan posko- posko untuk mendistribusikan obat kepada masyarakat.

    “Pemberiannya sama dengan tahun lalu. Nanti petugas puskesmas akan turun juga ke lapangan untuk membagikan obat filariasis. Sehingga target kita tercapai,” ucapnya.

    Untuk kasus baru Didi menegaskan belum ada temuan baru untuk saat ini. Penderita yang ada merupakan mereka yang sudah terkena dari beberapa tahun lalu. Namun demikian pasien tersebut masih tetap mengkonsumsi obat filariasis.

    “Mereka tetap minum obat. Pasien ada juga menjalani operasi demi membuang bagian yang bengkak tersebut,” ujar mantan Kepala RSUD Tanjunguban, Bintan itu.

    Didi juga mengimbau kepada masyarakat Batam untuk mengkonsumsi obat yang dibagikan petugas puskesmas nantinya. Menurutnya pemberian obat merupakan bentuk pencegahan filariasis. Meskipun sudah tidak ada kasus, masyarakat tetap diminta untuk mengkonsumsi obat.

    “Kami berharapnya diminum. Targetnya 65 persen. Jadi tahun depan tak ada minum obat lagi. Masyarakat lanjutnya tidak usah khawatir saat petugas memberikan obat filariasis ini,” kata Didi

    Terpisah, Kepala Puskesmas Sei Panas, Anggrainie Nawang Wulan mengatakan pemberian obat masal kaki gajah sedang berlangsung dari awal bulan Oktober kemarin hingga akhir bulan. Ajakan tersebut dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) mewujudkan keluarga Indonesia bebas kaki gaja.

    “Awal Oktober sudah kami berikan sebagai bulan eliminasi kaki gajah (Belkaga). Tahun ini terakhir kita berikan karena sudah mencapai target,” ucapnya.

    Selain puskesmas, masyarakat juga bisa mendapat obat ini di pos-pos filariasis yang ada di RT/RW setempat seperti posyandu. Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak takut meminum obat pencengahan penyakit kaki gajah.

    “Ayo, minum obat pencengahan 1 kai setahun minimal 5 tahun di pos pemberian obat terdekat,” ajak Anggrainie.(hbb)