Balita Korban Penikaman Meninggal, Paman Diperiksa Polisi

    spot_img

    Baca juga

    85 Persen Unit Apartemen Balmoral Sukses terjual di Opus Bay

    >>>Kawasan Terintegrasi Pertama di Kota Batam        INVESTASI...

    Perusahaan Manufaktur Asal Tiongkok Berencana Kembangkan Usaha di Batam

    BATAM, POSMETRO: Sebanyak 30 pimpinan perusahaan manufaktur asal Negeri...

    Kepala BP Batam: Industri Digital Jadi Mesin Penggerak Ekonomi Baru

    BATAM, POSMETRO: Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park...

    AKP Siwanto Eka Putra: Dari Rumah Tahfidz Ini akan Lahir Calon Imam Imam Besar

    BATAM, POSMETRO: Wujud mengabdikan diri kepada masyarakat, AKP Siwanto...
    spot_img

    Share

    Warga menunjukkan lokasi penikaman terhadap balita Selin. (posmetro.co/cnk)
    BATAM, POSMETRO.CO: Tewasnya Selin, dengan tiga luka tusuk di dada oleh pamannya sendiri, Dodi Pance (27) masih menyisakan duka di Kampung Ubi RT 01, RW 09, Teluk Bakau, Batubesar, Kecamatan Nongsa.
    Bella (40) tetangga tak menyangka, kejadian itu menimpa Selin. Bayi perempuan berusia 2,5 tahun itu cukup menjadi perhatian warga.
    “Anaknya cantik, tahulah bayi sedang lucu-lucunya,” cerita Bella kepada POSMETRO.CO, pasca kejadian.
    Pagi sekitar pukul 08.00 WIB sebelum penikaman terjadi, Bella sempat melihat Dodi Pance, pelaku dalam kondisi “merepet” menggendong Selin berjalan kaki ke arah kebun melewati depan rumahnya.
    “Waktu itu saya lagi sarapan. Lewat pelaku gendong korban merepet-repet, tapi tak dengar apa yang disebutnya,” kenang wanita berambut dikuncir itu.
    Diakui Bella, memang ada yang janggal dilihatnya pagi itu. Apalagi opini yang dibangun saat itu, bahwa si pelaku disebut-sebut mengalami gangguan kejiwaan.
    “Kalau orang stres membunuh, mungkin dia diam aja di situ. Tapi ini ada 3 TKP (Tempat Kejadian Perkara) nya yang diberi garis polisi,” kata Bella menduga.
    Setelah sampai di TKP 1 (lokasi penikaman) yang jaraknya di seberang rumah Bella, Bella melihat pelaku langsung menidurkan korban di atas gundukan tanah. Korban saat itu mengenakan baju merah.
    “Korban ditaruh di tanah. Baju korban dibuka lalu ditikam dengan pisau kurang lebih tiga kali. Macam nusuk batang pisang. Tup tup tup. Korban terpekik, habis tu diam. Sadis,” katanya menceritakan peristiwa yang dilihatnya itu.
    Saat itu, Bella tidak berani berteriak, takut menjadi sasaran. Dia hanya melihat dari balik jendela dalam rumah.
    “Setelah nikam korban, dia lagi yang (pelaku) nikam perutnya sendiri. Pelaku buka baju habis tu ditusuknya beberapa kali,” kisahnya.
    Setelah penikaman, dilihatnya Dodi sempat panik meliihat darah segar menempel dipisau dapur tersebut. Sambil menggendong Selin, pelaku berusaha jalan cepat ke TKP 2, belakang dapur rumah Farida.
    “Polisi dan pelaku sempat mutar-mutar cari pisau. Ternyata disembunyikannya di situ (belakang dapur),” timpal Bella. Tak hanya itu, setelah menyembunyikan pisau, pelaku lanjut ke TKP 3 (kebun) yang jaraknya ratusan meter dari TKP 2.
    “Di sini (TKP 3) pelaku duduk tersandar di bawah pohon. Bayi nya tergeletak disamping,” tambahnya.
    Badiah, Ketua RT setempat mengaku, selama ini Dodi belum pernah melapor.
    “Dia (pelaku) adik kandung ibunya korban. Kalau nggak salah di rumah itu ada 4 kepala keluarga. Tapi dengan Mamak Selin (ibu korban) ini kami kenal baik,” tambah Badiah.
    Usai kejadian, lanjut Badiah, korban lah yang pertama kali dilarikan ke Rumah Sakit Soedarsono Darmosoewito, Kabil dan menyusul pamannya.
    Namun Selin, tak mampu bertahan hidup. Ia menghembuskan nafas terakhir setelah dirujuk dan dirawat di ruang General Intensive Care Unit (GICU) RS Budi Kemuliaan, Sabtu (5/10) siang. Dodi sendiri masih dirawat di ruang IGD RS Soedarsono Darmosoewito, Kabil.
    Kapolsek Nongsa, Kompol Robert Sihite mengatakan, penyidik baru hari ini (kemarin) melakukan pemeriksaan awal di rumah sakit. Apakah pelaku mengalami gangguan kejiwaan, penyidik saat ini masih mendalami itu.(cnk)