Masyarakat Karimun Demo Minta Bubarkan Ajaran Syiah

    spot_img

    Baca juga

    SD Yos Sudarso III Diserang, Guru dan Kepsek Dikeroyok

    BATAM, POSMETRO: Sekolah Dasar Swasta Yos Sudarso III di...

    Triwulan I 2024, Jumlah Penumpang Kapal Pelabuhan Batam Capai 2 Juta Orang

    BATAM, POSMETRO: Sepanjang Triwulan I 2024, Badan Usaha Pelabuhan...

    PWI Kepri Terima Kunjungan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Kepri

    >>>Kampanyekan Program Merdeka Belajar TANJUNGPINANG, POSMETRO.CO : Persatuan Wartawan Indonesia...

    Peran Strategis Pabrik Baru, Batam Memperkuat Posisi sebagai Pusat Industri

    BATAM, POSMETRO.CO : Batam terus berkembang sebagai pusat pertumbuhan...

    Persiapan Muhammad Rudi Menuju Pilkada 2024 Ā 

    >>>Komunikasi dengan Partai Politik KepriĀ  BATAM, POSMETRO.CO : Setelah menyatakan...
    spot_img

    Share

    Massa yang menggelar aksi penolakan kegiatan ajaran Syiah disambut Bupati Karimun, Aunur Rafiq,Sabtu (14/9). (posmetro.co/ria)

    KARIMUN, POSMETRO.CO: Puluhan massa yang mengatasnamakan masyarakat Islam Karimun menggelar aksi penolakan kegiatan ajaran Syiah, Sabtu (14/9) sekitar pukul 07.30 WIB.

    Massa yang menggelar orasi di depan Kantor Pol PP Kabupaten, bukan hanya menolak ajarannya, tetapi juga meminta agarĀ  dibubarkan dari Bumi Berazam.

    Aksi unjukrasa damai ini digelar seiring dengan rencana kegiatan pengikut ajaran Syiah di Kabupaten Karimun dalam kegiatan Peringatan Hari Asyura yang tiap tahun digelar di lokasi Pusat Syiah di Kabupaten Karimun pada 22 September ini.

    Muhammad Zhudie, kordinator aksi dalam orasinya menyampaikan, pihaknya meminta ketegaskan pemerintah dalam ajaran Syiah yang terus terlihat berkembang di Kabupaten Karimun agar dihentikan.

    ā€œAksi kita aksi damai, kita meminta kepada pemerintah untuk membubarkan Syiah dari Kabupaten Karimun,ā€ paparnya.

    Sementara itu Bupati Karimun, H Aunur Rafiq, Wakil Bupati Karimun, H Anwar Hasyim bersama sejumlah OPD langsung mendatangi massa yang hadir dalam aksi tersebut.

    Rafiq menyatakan, secara pribadi ikut serta dalam bagian dari Ahlussunnah waljamaah. Namun sebagai pemimpin di Kabupaten Karimun, tentunya pihaknya harus mengikuti aturan yang berlaku.

    Untuk itu ia menyatakan akan menyurati pemerintah pusat, MUI pusat dan Kementerian Agama RI terkait adanya aksi penolakan Syiah ini.

    ā€œSebagai pemerintah untuk menghentikan kegiatan pada tanggal 22 ini, bahkan untuk membubarkan Syiah tentunya kita harus koordinasi dulu ke MUI dan Kemenag. Untuk itu kita akan menyurati pusat dan menjelaskan adanya aksi umat Islam di Kabupaten Karimun yang menolak Syiah dan meminta Syiah dibubarkan. Berbeda dengan aliran Ahmadiyah yang sudah dipastikan dibubarkan,ā€ tegas Rafiq.

    Untuk itu, Senin (16/9), Rafiq akan mengundang Yayasan Nainawa yang mengajarkan Syiah untuk mengikuti rapat koordinasi bersama sejumlah pihak terkait. Terutama untuk menentukan apakah kegiatan pada tanggal 22 ini akan dihentikan atau tidak, yang akan kita buat dalam kesepakatan tertulis.

    “Dan kita lihat nanti apakah pihak Nainawa akan menyepakati hasil bersama pada hari Senin nanti,ā€ tegas Rafiq lagi.

    Aksi solidaritas umat muslim yang meminta Syiah dibubarkan juga pernah digelar di Kabupaten Karimun pada bulan Juni 2014 lalu. Bahkan sebelumnya. Yakni pada bulan Mei 2014 juga digelar dialog terbuka antara Sunni dan Syiah yang digelar di Gedung Nasional.

    Saat itu dihadiri narasumber dari Sunni yakni KH. Muhammad Idrus Ramli dan KH Misbah Munir, selain itu juga hadir narasumber Syiah dari Yayasan Nainawa yang dihadiri Sayyid Agil Al Attas dan Hussein Shihab.(ria)