Operasi Patuh Seligi 2019, Polisi Bawa Ustad untuk Ceramahi Pelanggar

    spot_img

    Baca juga

    spot_img

    Share

    Petugas saat merazia pengendara motor dalam Operasi Patuh Seligi 2019. (posmetro.co/ddt)

    BATAM, POSMETRO.CO: Operasi Patuh Seligi 2019 sudah selesai digelar Satlantas Polresta Barelang. Sangat banyak pelanggaran lalu lintas yang ditemukan di lapangan. Jumlahnya, dua kali lipat pelanggaran dari Operasi Patuh Seligi 2018.

    Operasi Patuh Seligi 2019, polisi menilang 2.469 kendaraan. Jumlah ini meningkat 1.410 tilang atau naik sebesar 134,1 persen dibanding Operasi Patuh Seligi 2018. Jumlah teguran yang diberikan polisi pada pengguna jalan pada Operasi Patuh Seligi 2019 juga meningkat 1.610 kasus atau 117,7 persen dibanding operasi tahun sebelumnya. Dimana, tahun ini polisi memberikan teguran pada pengguna jalan sebanyak 510 teguran.

    “Paling banyak yang kita tilang adalah pengendara sepeda motor yakni, 2.181 kendaraan. Mobil penumpang sebanyak 233 kendaraan, mobil Bus sebanyak empat kendaraan dan, mobil barang 21 kendaraan. Ini peningkatan kurang lebih 112 persen, dibanding Operasi Patih Seligi 2018,” jelas Kapolresta Barelang, AKBP Prasetyo Rahmat Purboyo didampingi Kasat Lantas, Kompol I Putu Bayu Patti saat jumpa pers di Polresta Barelang, Kamis (12/9) sore.

    Kendati pelanggaran ditemukan dua kali lipat dibanding pelanggaran tahun 2018 namun, hasilnya cukup bagus. Polisi berhasil menekan angka kecelakaan di jalan raya selama operasi ini berlangsung.

    “Pola Operasi Patuh 2019 Polresta Barelang dengan tindakan preventif sebanyak 20 persen, teguran 20 persen dan, penindakan sebanyak 60 persen,” tuturnya.

    Pada Operasi Patuh Seligi 2019, polisi menerima laporan kecelakaan di jalan raya sebanyak 13 kasus. Jumlah ini jauh lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya. Pada Operasi Patuh Seligi 2018, polisi menerima aduan sebanyak 23 kasus.

    “Kita berhasil menekan angka kecelakaan di jalan raya sebanyak 43,4 persen,” sebutnya.

    Angka kecelakaan menurun. Jumlah korban jiwa pun berkurang. Dari 13 kasus kecelakaan pada Operasi Patuh Seligi 2019, satu orang dilaporkan meninggal dunia, empat orang mengalami luka berat dan, 15 orang mengalami luka ringan. Sementara pada Operasi Seligi 2018, jumlah korban jiwa lebih banyak. Yakni, empat orang dilaporkan meninggal dunia, enam orang mengalami luka berat dan, 28 orang luka ringan.

    Polisi juga mengelompokkan pelanggar lalu lintas berdasarkan usia. Selama beberapa tahun belakang ini, usia 26 sampai 30 tahun masih mendominasi pelanggaran lalu lintas terbanyak yakni, Operasi Patuh Seligi 2018, jumlah pelanggar lalu lintas di usia ini sebanyak 396 orang. Tahun 2019 meningkat menjadi 788 orang.

    Urutan kedua pelanggar lalu lintas dilakukan oleh warga Batam usia 31 sampai 35 tahun yakni 453 orang. Jumlah ini jauh lebih banyak dibanding tahun 2018 yang hanya 179 pelanggar berlalu lintas.

    “Kita terus lakukan upaya agar masyarakat sadar berlalu lintas. Kita selalu memberikan himbau-himbau secara langsung, media dan radio pada masyarakat,” ujarnya.

    Pada Operasi Patuh Seligi 2019, poliai juga melakukan terobosan baru. Tak hanya menggandeng Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batam dan Samsat. Sat Lantas juga menggandeng tokoh agama dalam kegiatan razia, kemarin.

    Ustad dan pendeta digandeng untuk memberikan pendekatan kerohanian pada pelanggar lalu lintas yang terjaring razia. Tokoh agama tersebut menceramahi para pelanggar lalu lintas itu. “Untuk menyentuh hati masyarakat untuk taat dan sadar kepada peraturan lalulintas,” ujarnya.(ddt)