Hati-hati Masuk Kuala Daik, Kapal Sering Kandas, Ini Penyebabnya…

    spot_img

    Baca juga

    Jadi Tersangka, Pj Walikota Tanjungpinang, Terancam Hukuman 8 Tahun Penjara

    BINTAN, POSMETRO: Ditetapkannya Penjabat Walikota Tanjungpinang, Hasan, sebagai tersangka,...

    KONI Kepri Siapkan Atletnya Menuju PON Aceh-Sumut

    KEPRI, POSMETRO: Pelaksanaan PON Aceh-Sumut akan dilangsungkan dari 8-20...

    3 Buaya Terpantau Tim Gabungan Saat Penyisiran Sungai

    BATAM, POSMETRO.CO : Tim gabungan Polri, TNI, Balai Konservasi...

    Selama Mudik Lebaran, Bandara Internasional Batam Layani 1.741 Penerbangan

    BATAM, POSMETRO.CO : PT Bandara Internasional Batam (BIB) mencatat...

    Progres Rempang Eco-City, BP Batam: Listrik dan Air Sudah Mulai Masuk

    BATAM, POSMETRO: Progres pengerjaan bangunan empat rumah contoh untuk...
    spot_img

    Share

    Tanda alur di Kuala Daik, yang ada hanya pelepah pohon Nipah terpancang di samping alur. (posmetro.co/ist)

    LINGGA, POSMETRO.CO: Alur masuk kapal di Kuala Daik Kabupaten Lingga mempersulit kapal kargo dan pompong, pasalnya alur yang tidak jauh dari Benteng Kuala Daik itu, tidak ada pal atau tanda alur masuk. Akibatnya, juru mudi kapal atau pompong kerab kebablasan, lalu kandas.

    Abdul Razak alias Tomi, masyarakat Desa Kelompok Kecamatan Lingga kerap keluar masuk Daik – Kelompok prihatin, karena alur masuk Kuala Daik sering membuat dirinya kebablasan saat melewati alur tersebut.

    “Saya yang setiap hari saja kebablasan, apalagi kapal-kapal yang jarang masuk Kuala Daik. Jangan diharap akan tahu, jika tidak ada yang memandu,” ungkap Abdul Razak yang selalu keluar masuk Kuala Daik dengan speedboat dan pompong miliknya, Senin (26/8).

    Menurut dia, adanya pal tanda masuk ke Kuala sangat penting untuk dipasang, apalagi kapal cargo Jambi yang membawa sembako ke Daik hampir setiap hari masuk, bahkan ada yang kandas di Kuala, karena tak dapat mencari alur masuk.

    “Kemarin pernah saya melihat, warga Melukap memasangkan tanda dengan memancang pelepah (dahan) pohon nipah, supaya kapal yang masuk mendapat pedoman menerobos Sungai Daik,” sebutnya.

    Sekarang pelepah itu ada yang hilang, sambung pria yang satu desa dengan Wakil Bupati Lingga ini, dalam hal ini ia meminta pihak terkait harus tanggap, dan secepatnya memasang pal atau tanda alur masuk.

    “Sebenarnya beberapa tahun lalu sudah ada pal, karena hanya terbuat dari coran semen, tidak dapat bertahan lama, yang akhirnya patah begitu saja. Sudah seharusnya dipasang dengan tiang pancang bangunan supaya kokoh dan tidak mudah rapuh,” pintanya.

    Kalau lampu suar di Kuala Daik tidak dapat dijadikan pedoman alur masuk, karena lampu suar untuk tanda Kuala Daik.

    “Lampu suara itu cuma tanda Kuala tidak sama dengan pal alur masuk sungai. Jujur kita kasian melihat kapal-kapal ingin masuk Kuala Daik tapi tidak ada pedoman alur,” imbuhnya.

    Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lingga Selamat, mengaku kalau pal masuk Kuala Daik sudah tidak ada lagi, beberapa tahun lalu sempat dianggarkan, namun sekarang sudah tidak ada lagi.

    “Itu akan kami prioritaskan pada APBD Murni Tahun 2020. Kami akan menyusun Rancangan Anggaran Belanja (RAB) untuk dikerjakan tahun depan,” kata dia, seraya mengatakan, kalau pal masuk kuala merupakan gawenya Dinas Perhubungan.

    Dia juga sependapat dengan Abdul Razak, kalau pal alur masuk Kuala Daik dipasang dengan tiang pancang bangunan, agar lebih kokoh dan juga bertahan lama.

    “Tafsiran saya, dalam satu baris harus dipasang 10 pancang bangunan, kalau terlalu tepat kita pasang 7 pancang di kiri kanan alur masuk Kuala,” pungkasnya.(mrs)