Air ATB Tak Mengalir, Warga Nekat Dibayangi Maut

    spot_img

    Baca juga

    PWI Kepri Terima Kunjungan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Kepri

    >>>Kampanyekan Program Merdeka Belajar TANJUNGPINANG, POSMETRO.CO : Persatuan Wartawan Indonesia...

    Peran Strategis Pabrik Baru, Batam Memperkuat Posisi sebagai Pusat Industri

    BATAM, POSMETRO.CO : Batam terus berkembang sebagai pusat pertumbuhan...

    Persiapan Muhammad Rudi Menuju Pilkada 2024  

    >>>Komunikasi dengan Partai Politik Kepri  BATAM, POSMETRO.CO : Setelah menyatakan...

    Pemko Batam Laksanakan Upacara Hari Otonomi Daerah XXVIII

    BATAM, POSMETRO.CO : Perjalanan kebijakan otonomi daerah selama lebih...
    spot_img

    Share

    Lokasi kolam maut yang masih didstangi warga yang mengambil air. (posmetro.co/jho)

    BATAM, POSMETRO.CO : Galian tanah di dekat Yayasan Ya Husnaya, Marina sudah menelan tiga korban jiwa.

    Meski begitu, kolam dengan panjang 50 meter dan lebar 30 meter ini masih di biarkan begitu saja, karena kolam tersebut cukup membantu warga sekitar. Seperti musim kemarau saat ini, kolam tersebut masih ada air yang bisa dimanfaatkan.

    Apalagi saat ini warga sedang krisis air, warga pun melawan rasa takut. Bahkan warga di kawasan Marina sudah jelas tahu tentang latar belakang kolam maut itu, mereka juga mengabaikan garis polisi yang masih terpasang di pinggir kolam maut

    “Rasa takut kami hilang karena faktor kebutuhan. Mau tak mau, rasa takut itu harus dibunuh untuk mendapatkan stok air,” kata pak Uli Sagala, Warga Perumahan Rabayu, Marina

    Ayak satu anak ini mengatakan, sudah dua hari di komplek mereka tak mengalir air dari ATB. Bahkan untuk buang air kecil  atau pun buang air besar, air sangat dibutuhkan.

    “Itulah, makanya kami nekat-nekatan ngambil air ke sini. Rasa takut itu sudah hilang karena air ATB tak jalan,” tuturnya

    Menurut pak Uli Sagala, sejak Kamis(22/8) pagi, sudah banyak warga yang mendatangi kolam maut itu. Mereka pun membawa banyak ember dan galon, ada yang pakai becak, mobil ataupun motor

    “Pokoknya, dari tadi pagi sudah banyak warga yang berdatangan ke sini, semua  karena krisis air,” tutupnya.

    Sutikno warga lain yang mengambil air di kolam maut tersebut, mengaku tidak menghiraukan cerita ngeri di kolam itu. Baginya, kebutuhan air jauh lebih penting, di banding dengan rasa takut yang kian menghantui warga

    “Sebelumnya, kami sangat takut mengambil air dari sini. Tapi apa boleh buat, mau tak mau harus mau,” jelasnya

    Menurut warga perumahan Rabayu ini, untuk mendapatkan air, dirinya harus menempuh jarak sekitar dua kilometer. Bahkan setibanya di kolam maut, warga harus serba hati-hati, silap sedikit, maka nyawa bisa melayang

    “Untuk mengambil air, warga harus menepi di pinggir kolam. Sedangkan pinggirnya sangat licin, silap dikit, maka akan fatal, apalagi kalau tak tahu berenang,” ucapnya

    Sutikno menerangkan, kedalam kolam lebih dari 3 meter. Bahkan di dasar kolam terdapat lumpur yang bisa memikat siapa saja yang masuk ke dalamnya, untuk itu warga tidak boleh sendirian saat mengambil air dari dalam kolam

    “Ia, kalau ingin mengambil air dari sini, ada baiknya di temani seseorang, itu untuk mengantisipasi saja,” tutupnya. (jho)