Pelabuhan Roro Parit Rampak Rusak, Dirjen Hubdat: Kembalikan ke Kami…

    spot_img

    Baca juga

    85 Persen Unit Apartemen Balmoral Sukses terjual di Opus Bay

    >>>Kawasan Terintegrasi Pertama di Kota Batam        INVESTASI...

    Perusahaan Manufaktur Asal Tiongkok Berencana Kembangkan Usaha di Batam

    BATAM, POSMETRO: Sebanyak 30 pimpinan perusahaan manufaktur asal Negeri...

    Kepala BP Batam: Industri Digital Jadi Mesin Penggerak Ekonomi Baru

    BATAM, POSMETRO: Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park...
    spot_img

    Share

    Dirjen Hubdat Kemenhub RI, Irjen Pol Budi Setiyadi yang mengunjungi Pelabuhan Roro Parit Rampak, Minggu (4/8). (posmetro.co/ria)

    KARIMUN, POSMETRO.CO: Pelabuhan Roro Parit Rampak, Kelurahan Sei Raya, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun kini mengalami kerusakan terutama di ponton sandar. Akibat kerusakan itu hingga kini kegiatan menaikkan dan menurunkan kendaraan terutama roda empat selalu mengalami kendala.

    Kerusakan terjadi di MB (Moving Bridge) atau jembatan penghubung dari pelabuhan untuk menaikkan orang ataupun kendaraan rusak. Diperkirakan kerusakan sudah terjadi lama, namun hingga kini belum diperbaiki pemerintah daerah sebagai pengelola pelabuhan penyeberangan ini.

    Direktur Jenderal Hubungan Darat (Dirjen Hubdat) Kemenhub RI, Irjen Pol Budi Setiyadi yang mengunjungi Pelabuhan Roro Parit Rampak, Minggu (4/8) mengatakan, jika pemerintah daerah tidak mampu memperbaikinya dapat menyerahkan ke pusat, melalui Kementerian Perhubungan RI.

    “Jika memang tak bisa mengerjakan kita udah tanyakan ke Wakil Bupati, agar segera menyerahkan ke kita. Tentunya dengan membuat surat pengalihan pengelolaan ke pusat terkait pelabuhan ini, biar dapat kita kerjakan. Kalau sekarang gak bisa karena masih milik Pemda,” terang Budi.

    Dinyatakannya selain kerusakan di MB, ternyata juga mengalami kerusakan di Vender (bantalan penahan kapal di pelabuhan). Untuk itu pihaknya pun telah membawa tim untuk menganalisa perkiraan biaya atas kerusakan tersebut.

    “Tadi sudah dianalisa perhitungan biaya perbaikannya, diperkirakan Rp 15 miliaran. Untuk itu kalau segera dibuat pengalihan ke kita akan segera kita lakukan penyusunan dan untuk segera dikerjakan paling lambat tahun depan,” tegasnya.

    Disebutnya kerusakan yang terjadi ini jelas mengganggu jalannya aktifitas turun naik penumpang dan kendaraan. Dimana jika air pasang tinggi kendaraan tidak bisa turun karena jalur yang terjal. Jika air surut juga posisi jalur penghubungnya terlalu tinggi dan membahayakan. Sehingga harus menunggu pada posisi pas sejajar agar tidak terjadi kerusakan pada kendaraan masyarakat.(ria)