Antisipasi Virus Monkeypox, Kedatangan dari Singapura Diawasi

    spot_img

    Baca juga

    Ansar Melepas Jalan Santai Ilunisda Tanjungpinang

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad yang...

    Gubernur Ansar dan Alumni SMAN 2 Tanjungpinang Rayakan Persaudaraan di Reuni Akbar

    KEPRI, POSMETRO: Ikatan Alumni SMAN 2 Tanjungpinang (ILUNISDA) menggelar...

    Gubernur Kepri Bersama Sekda Adi Kunjungi Beberapa Kantor OPD

    KEPRI, POSMETRO: Hari pertama masuk kerja usai libur Lebaran...
    spot_img

    Share

    Agus Jamaluddin

    PINANG, POSMETRO.CO : Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjungpinang merespon adanya temuan virus monkeypox atau cacar monyet yang terjadi di Singapura beberapa waktu lalu. Otoritas kesehatan pelabuhan akan memperketat pengawasan terhadap orang yang datang dari Singapura melalui pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang.

    “Karena kasus ini ada di Singapura, tentu kita juga harus waspada,” kata Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjungpinang, Agus Jamaluddin saat ditemui di kantornya, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Batu 5, Senin (13/5) siang.

    Agus mengatakan, bahwa sejauh ini pihaknya belum menerima secara resmi instruksi dari Kementerian Kesehatan Rai dalam menanggapi adanya temuan cacar monyet di negara tetangga tersebut. Karena sejauh ini otoritas kesehatan Singapura juga telah melakukan isolasi dan karantina secara ketat terhadap orang yang terkena virus tersebut.

    “Kasusnya hanya satu orang, warga asal Nigeria, dimana sebelumnya yang bersangkutan mengkonsumsi makanan pada saat pesta, mungkin ada daging yang terkontaminasi dan diolah tidak sempurna, lalu ke Singapura dan muncul gejala, dan dipastikan positif monkeypox,” ujarnya.

    Agus juga memastikan, pihak otoritas kesehatan Singapura juga telah mengidentifikasi serta melakukan pengawasan terhadap orang-orang yang melakukan kontak fisik secara langsung kepada korban saat berada di Singapura. Bahkan, saat ini pihak Singapura juga memberlakukan pengawasan yang ketat di pintu-pintu masuk negeri seribu satu larangan tersebut.

    “Kurang lebih ada 23 orang yang pernah kontak dengan yang bersangkutan, itu di cari, dikarantina dan ternyata tidak menunjukan gejala,” imbuhnya.

    Dikatakan Agus, masyarakat Kota Tanjungpinang dan sekitarnya juga harus melakukan langkah antisipasi dan pencegahan terhadap kasus serupa dengan menerapkan pola hidup sehat. Seperti cuci tangan dengan sabun, menghindari kontak dengan hewan Afrika, mengkonsumsi makanan yang bergizi dan menghadiri kontak langsung dengan kasus atau korban.

    “Apakah saat ini sudah masuk ke Kepri, Batam, Karimun dan Tanjungpinang, Alhamdulillah tidak ada, karena kasusnya hanya satu di Singapura,” tuturnya.

    Selain itu, Agus juga memastikan pihaknya telah melakukan langkah antisipasi dan pengawasan yang ketat terhadap orang-orang yang datang dari Singapura melalui jalur pelabuhan Internasional SBP Tanjungpinang. Pengawasan itu dilakukan dengan Surveilans Epidemiolog dan dibantu dengan alat pengukur suhu badan.

    “Nanti kita setting di angka 37,5 atau 38 derajat celcius. Kenapa virus itu diukur dengan suhu, karena yang sakit itu pasti demam,” ujarnya.

    Untuk itu, kata Agus, masyarakat Kota Tanjungpinang tidak perlu resah dengan adanya temuan cacar monyet tersebut. Ia menyarankan untuk tidak berpergian ke luar negeri jika keberangkatan itu tidak bersifat penting. Pihaknya juga tidak ingin penyakit tersebut muncul yang dikhawatirkan akan mengganggu iklim investasi dan perekonomian di Kepri.

    “Bilamana menemukan gelaja yang khas seperti itu, laporkan ke petugas pelabuhan, kalau memang ada, kita akan rujuk ke rumah sakit. Kita harapkan di Kepri tidak ada penyakit ini,” pungkasnya. (bet)