Puskesmas Khusus HIV/AIDS, Diskriminasi?

    spot_img

    Baca juga

    Gubernur Ansar Buka MTQ ke XVI Tingkat Kabupaten Karimun

    KEPRI, POSMETRO: Disambut meriah oleh ribuan masyarakat, Gubenur Kepulauan...

    Dewi Ansar Hadiri Halalbihalal di Kijang

    KEPRI, POSMETRO: Ketua Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Provinsi...

    Pertemuan Hangat Gubernur Kepri dan Pangkogabwilhan I di Momen Idul Fitri

    KEPRI, POSMETRO: Dalam suasana yang penuh keakraban, Gubernur Kepulauan...
    spot_img

    Share

    BATAM, POSMETRO.CO : Kasus HIV/AIDS di Batam mulai disorot Ombudsman RI. Bahkan menurutnya, Batam sudah bisa membuat pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) khusus untuk penderita HIV/AIDS. Mendengar hal ini, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmardjadi, mengatakan bahwa hal itu tidak dimungkinkan, karena tidak sesuai dengan asas-asas pelayanan rumah sakit dan puskesmas.

    Dijelaskan Didi, setiap Rumah Sakit (RS) dan Puskesmas, memiliki prinsip-prinsip akreditasi untuk pelayanan kepada masyarakat. Salah satu poinnya, tidak diperbolehkan diskriminatif terhadap semua pasien. Dengan adanya puskesmas khusus, Didi merasa hal ini sudah menyalahi prinsip akreditasi tersebut.

    “Mana ada kayak gitu. Itu sama diskriminasi. Kita tidak boleh membedakan pelayanan,” kata Didi kepada Posmetro, Jumat (29/3).

    Didi juga mengatakan bahwa puskesmas seperti itu belum pernah dibuat. Alhasil, pihaknya juga masih ragu apakah puskesmas seperti itu bisa dibuat atau tidak.”Gak bisa lah. Karena ya itu tadi, prinsip diskriminatif tidak boleh,” tegasnya.

    Di sisi lain, anggota Ombudsman Republik Indonesia, Dadan S Suharmawijaya, mengatakan bahwa Provinsi Kepulauan Riau, khususnya Batam, dirasa bisa membuat program inklusif dalam penanganan HIV/AIDS.

    “Sebetulnya ada beberapa contoh daerah seperti di Madiun, ada puskesmas spesialis untuk penderita HIV/AIDS,” ujar Dadan.

    Menurutnya, kasus HIV/AIDS ini merupakan masalah yang butuh penanganan khusus. Inovasi di bidang penanganan HIV/AIDS, memang perlu dilakukan, seperti deteksi dini.

    “Pengidap HIV/AIDS itu ibarat seperti gunung es. Kelihatan sedikit tetapi di bawah banyak,” katanya. (iik)