Sakit Perut dan Mencret, Along “Lewat” di Rutan Batam

    spot_img

    Baca juga

    BP Batam – Lions Club Indonesia Kolaborasi Hijaukan Waduk Sei Ladi

    BATAM, POSMETRO: Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) melalui Badan...

    Bottor Erikson Pardede: Harta Pengusaha Singapura Dikuasai Orang Kepercayaan dengan Melawan Hukum

    BATAM, POSMETRO: Sekelumit masalah dihadapi Dewi, termasuk harta peninggalan...

    Saldo Rekening Pengusaha Singapur Lenyap Rp 8,9 Miliar, Sidangnya Alot di PN Batam

    BATAM, PM: Orangnya sudah meninggal dunia pada pertengahan 2021...

    Sekdaprov Kepri Terima Audiensi TIM PKDN Sespimti Polri, Sambut Indonesia Emas 2045

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad diwakili Sekretaris...
    spot_img

    Share

    Robinson (posmetro/ddt)

    BATAM, POSMETRO.CO : Seorang tahanan titipan kejaksaan, Jony Bin Tju Tjiau Bun Alias Along tewas di Rutan Batam, Sagulung, Selasa (25/12) sekitar pukul 16.00 WIB. Belum diketahui penyebab pria 27 tahun tersebut meninggal. Saat ini polisi masih menyelidikinya.

    Informasi yang dirangkum pewarta, terdakwa kasus tindak pidana penipuan dan penggelapan uang ini sempat mengalami sakit perut. Ia mencret-mencret sehingga butuh perawatan. “Petugas membawanya ke klinik (Rutan) untuk mendapat perawatan,” kata Kepala Rutan Batam, Robinson, Rabu (26/12).

    Saat di klinik, Jony beberapa kali mencret-mecret. Saat mendapat perawat, orang tua Jony juga dihubungi untuk mendampingi. “Selama di sini (Rutan), dia memang sering sakit perut dan mencret. Sudah beberapa kali juga (sering) berobat di klinik (Rutan),” sebutnya.

    Karena kondisinya semakin parah, petugas akhirnya koordinasi dengan pihak Kejaksaan agar Jony di rujuk ke rumah sakit. Jony pun di rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah (RSUD-EF) didampingi oleh ibunya. “Rumah sakit menyatakan bahwa Jony meninggal. Kita sudah lakukan penanganan semaksimal mungkin dan sesuai prosedur,” ujar Robin.

    Sementara itu, Kapolsek Sagulung AKP Dwihatmoko menegaskan jika Jony tewas di klinik Rutan. Hal tersebut berdasarkan hasil penyidikan dan keterangan saksi-saksi. Secara kasat mata, lanjutnya, polisi tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Kendati demikian, Dwihatmoko belum mau menyimpulkan penyebab kematian Jony. Ia masih menunggu keterangan dokter forensik. “Baru semalam (Selasa, 25/12) diotopsi. hasilnya belum keluar,” sebutnya.(ddt)